Cacing Memperpanjang Usia Bumi? Bisakah?

Jatibarang-Brebes. Cacing? Membayangkan bentuknya saja sebagian orang sudah merasa geli dan jijik, apalagi jika diminta untuk memegangnya!?
Tahukah kamu? bahwa dibalik bentuknya yang dianggap menjijikan, tapi cacing banyak manfaatnya lho. Selain untuk memancing, pakan ikan, burung, menyuburkan tanah, cacing juga digunakkan sebagai salah satu bahan kosmetik. Ya mungkin saja kosmetik yang kita gunakan juga mengandung cacing. Wah untung cacingnya sudah tidak berbentuk ya..
Eitzzz,, tapi yang penulis bahas di artikel ini yaitu mengenai manfaat cacing sebagai pembuat pupuk organik yang berasal dari kotoran kerbau.

Pada hari Sabtu (13/07) diadakan pelatihan Budidaya Cacing. Acara ini merupakan acara terakhir dari rangkaian acara Pelatihan Kewirausahaan Pemuda yang diadakan oleh tim PKKP Kecamatan Jatibarang Brebes. Acara ini di isi Ustad Abdul Haris Sholeh atau biasa disapa dengan Ustad Haris selaku pemateri. Beliau merupakan pimpinan sebuah yayasan di Kecamatan Bantarkawung Brebes yang memiliki usaha pembuatan pupuk organik menggunakan cacing. Cacing yang digunakan yaitu cacing jenis Lumbricus Rubellus atau sebutan lokalnya yaitu Cacing Kencono. Disebut demikian karena kedua ujungnya memiliki warna keemasan.

Ustad Haris sedang menerangkan materi pembuatan pupuk dengan cacing.

Ustad Haris menjelaskan bahwa ia merasa miris dengan keadaan lahan persawahan saat ini semakin tidak subur. Hal ini dikarenakan dampak negatif dari penggunaan pupuk kimia (urea). Meskipun pupuk urea mempercepat pertumbuhan dan kesuburan tanaman, namun jika digunakan secara terus menerus malah merusak kesuburan tanah. Saat berkunjung ke Kantor DInas Peternakan, drh. Ismu, M.Si (Kepala Dinas Petenakan Brebes) juga menjelaskan jika tanah saat ini susah dibajak. Jaman dulu saat dibajak dengan kerbau, kaki kerbau bisa sampai terbenam hingga lutut, namun saat ini hanya semata kaki kerbau,

Pada awalnya Ustad Haris diberikan cacing hanya sebanyak 21 ekor oleh drh. Ismu, Cacing yang diberikan tersebut kemudian dikembangbiakkan oleh Ustad Haris di peternakan kerbau miliknya. Lambat laun cacing yang sebelumnya hanya 21 ekor bertambah semakin banyak dan berkilo-kilo dab sudah bisa menghasilkan pupuk organik yang berasal dari kotoran kerbau dan kotoran cacing itu sendiri. Melihat prospek pupuk organik berkembang pesat tersebut, drh. Ismu selaku Kadin mengusulkan supaya cacing tersebut dibagikan ke beberapa wilayah. Namun ternyata drh. Ismu menyesali keputusannya untuk membagikan cacing yang sudah berkembang biak tersebut, karena cacing yang dibagikan ke beberapa wilayah di Kabupaten Brebes semuanya mati tidak bersisa karena kurang perawatan. Pada akhirnya, saat pesanan pupuk organik semakin banyak, Ustad Haris selaku pelaku lapangan tidak dapat memenuhi kebutuhan tersebut karena produksinya masih sangat terbatas karena cacingnya juga sudah berkurang banyak.

Ustad Haris menjelaskan, cacing memang tidak perlu perawatan yang rumit dan khusus namun harus tetap diperhatikan. Seperti contohnya suplai kotoran paling tidak 3 hari sekali, tempat yang aman dari serangga dan pemangsa lainnya, suhu tidak terlalu panas dan dingin, serta kondisi tanah jangan sampai terlalu becek dan kering.

Pupuk yang diproduksi oleh Ustad Haris dinamakan Vermikompos D5. Vermikompos yaitu kompos yang diperoleh dari hasil perombakan bahan-bahan organik yang dilakukan oleh cacing tanah. Serta merupakan campuran kotoran cacing tanah (casting) dengan sisa media atau pakan dalam budidaya cacing tanah. Sedangkan D5 merupakan singkatan dari Ditumpuk, Diatapi, Ditebari, Diproses, dan Dipanen.

Peserta sedang melihat cacing yang dibawa oleh Ustad Haris.

Pupuk yang diproduksi Ustad Haris telah diteliti kandungan nutrisinya, dan semua yang dibutuhkan oleh tanaman ada pada pupuk Vermikompos D5 yaitu NItrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Natrium (Na), Tembaga (Cu), Seng (Zn), Manganium (Mn), Besi (Fe), Boron (B), Molibdenum (Mo), KTK, Kapasitas menyimpan air dan humus. Vermikompos mampu memperbaiki struktur tanah dan menetralkan pH tanah. Vermikompos yang berkualitas baik ditandai dengan warna hitam kecoklatan hingga hitam, tidak berbau, bertekstur remah dan matang.

Ustad Haris sedang menjelaskan cara merawat cacingnya menggunakan alat sederhana.

Ustad Haris menjual pupuk Vermikompos D5 Rp 5000,- per kilonya. Namun sangat disayangkan, karena ijin edar resminya belum ada, Ustad Haris kesulitan untuk bekerjasama dengan dinas-dinas terkait seperti DInas Pertanian dan juga Dinas Kehutanan. Selama ini beliau menjual pupuknya secara tidak resmi kepada para pembelinya. Meskipun tidak resmi, namun pelanggannya sudah cukup banyak terutama para penjual tanaman hias maupun buah-buahan yang berada dipinggir jalan.

Diakhir sesi pelatihan, Ustad Haris menunjukkan tutorial sederhana merawat cacing. Beliau membawa beberapa ekor cacing, kotoran yang baru keluar dari kerbau, dan juga beberapa kantong pupuk untuk diperlihatkan kepada para peserta pelatihan.

Tinggalkan komentar